Jumat, 24 Agustus 2012

Quotes


Kamu tahu, sebelumnya kamu tidak memintaku untuk menjadi milikmu. Juga aku, tidak memintamu untuk menjadi milikku. Tapi ternyata, cinta yang meminta kita untuk saling memiliki. –Jihan A A-

Dirimu bagiku, bahkan lebih berharga dibanding kebun bunga tulip. Bunga kesukaanku. -Jihan A A-

Jika hujan sudah bisa mewakilkan perasaanku, maka aku tidak perlu berucap, lantunkan saja sesuai dengan irama hujan. -Jihan A A-

Ketika tidak ada yang mampu menghapus air mata, itulah fungsi hujan yang akan menghapus air matamu. -Jihan A A-

Tersenyumlah untukku, karena itu akan membuatku tenang. -Jihan A A-

Senin, 02 Juli 2012

Listrik Mati, Kecamatan Lumpuh, Good!

Selasa, 03 Juli 2012

Hari ini dijadwalkan untuk seluruh warga Muararajeun Baru RT 01-03, kecamatan Cibeunying Kaler kota Bandung untuk membuat e-ktp. Oke, sebagai warga negara yang patuh saya pun mengikuti kegiatan tersebut meskipun harus mengorbankan jadwal latihan. Hanya satu hari ini, pikir saya saat itu. Alhasil, saya beserta keluarga mengunjungi kantor kecamatan Cibeunying Kaler.
Warnanya biru, teringat akan persib...

Setelah sampai, tidak begitu banyak warga yang terlihat. Dalam hati saya begitu senang, mungkin prosesnya tidak akan lama. Tentu saja banyak para tetangga yang datang berkunjung ke kantor kecamatan tersebut demi foto e-ktp. Di pintu masuk, data yang keluarga saya bawa diperiksa kelengkapannya oleh petugas. Setelah itu tinggal menunggu dipanggil. Sejauh ini masih lancar-lancar saja.

Sampai akhirnya saya sedikit cemas ketika ada seorang tetangga yang mengeluh telah datang dari jam tujuh pagi hingga sekarang (sebelas siang) belum juga difoto. Wow! Tapi saya tetap tenang dan pasrah. Hingga terdengar desas desus bahwa listrik mati. Oh, oke! Bukankah ada genset?? Hal yang mencengangkan ketika salah satu warga berkata 'Listriknya mati, baru nyala jam 3 sore nanti'

What?? Are you kidding me?? Gensetnya mana?!!

Ayah saya juga sudah mulai protes begitu juga dengan uwa obon (tetangga yang saya anggap sebagai keluarga sendiri). Uwa obon langsung menuju tempat pendataan dan protes 'Ini listriknya mati? Ah udahlah, taun depan aja difotonya!!' (sekedar informasi, usia uwa obon sudah memasuki masa senja)
Keadaan di dalam kantor kecamatan mulai riuh, banyak warga yang protes. Dalam hati saya bergumam 'Lucu sekali...'
Salah satu PNS Kecamatan (berbaju dinas) yang langsung diserbu warga
Saya masih gelisah dengan pertanyaan saya yang belum juga dijawab. 'Masa gak ada genset sih di kantor kecamatan??' Tapi akhirnya terdengar celetukan dari ibu-ibu yang berkata 'Gensetnya ada, tapi kecil'
Haha, ya kalau gitu sama aja boong...!! astaghfirullah... sabar...

Bapak yang tadi ke luar lagi dari persembunyiannya, tapi entah berkicau apa

Kemudian terdengar ucapan seorang bapak yang masih tetangga saya 'Katanya mereka makan siang dulu'
Apa? Makan siang dulu?? Jadi kita dibiarkan terlantar, begitu??? Jadi kalian lebih mementingkan perut kalian dibanding warga kalian yang tengah menunggu dengan kelaparan?! Sadar gak sih gaji kalian itu dari siapa? Ha, LUCU SEKALI!!



Kemudian datang bapak-bapak dengan perutnya yang gembul. Bak pahlawan, ia langsung memohon perhatian warga untuk memberikan penjelasan. Warga setempat memerhatikan dengan sikap kritis. Oke, saya salut dengan warga yang tengah hadir. Untung saja, bapak tersebut tidak mengutamakan makan siang. Terima kasih pak.
'Hari ini listrik dimatikan oleh PLN, dan tadi kami sudah menelepon PLN katanya kemungkinan listrik baru nyala pukul 4 sore, jadi untuk warga yang telah hadir akan kami data kembali dan harinya diganti menjadi tanggal 5 ya untuk foto e-ktp jam 8 pagi. Itupun hanya untuk 300 orang, setelah itu kita akan adakan lagi di bulan Oktober'

Semudah itu pak? oke, ini bukan kesalahan anda sepenuhnya. Tapi lihat, banyak warga yang cuti dari kantornya. Untung saja anda bersedia membuat surat izin, kepada warga yang cuti hari ini.
Ah, tapi sepertinya saya tidak akan datang. Maaf pak, tanggal segitu ada jadwal ujian pemeranan yang jelas-jelas akan memberikan nilai dan amat pengaruh terhadap IPK saya. Dibandingkan saya datang untuk foto e-ktp yang entah kapan selesainya.



Perhatikan Ibu yang berkerudung pink dan berkacamata, ia adalah warga dan bukan petugas. Tapi ia yang membantu pendataan. Oh, apakah kecamatan ini kekurangan Sumber Daya Manusia??

Baiklah, hari ini saya kecewa. Sekali lagi, KECEWA. TERIMA KASIH.



Tertanda

Warga Negara yang ingin membuat E-KTP sesuai jadwal













Minggu, 03 Juni 2012

Ketika Sunyi

Bahkan ketika sunyipun
Gema suaramu mampu menembus hatiku
Dengan membawa embun dari pucuk daun teh
Yang mampu menyejukkan hatiku

Bahkan ketika sunyipun
Aroma tubuhmu mampu merobek jiwaku
Membawa larik-larik indah untukku
Yang bisa memberikan nada dalam hatiku

Apa yang membuatmu mampu merasuki jiwaku
Bahkan dalam keadaan sunyi sekalipun
Bayanganmu terus datang
Seolah mengancam diriku
Tiap detik pacuan jantungku
Kau selalu hadir
Dengan halus dan tanpa aku sadari

Tidak hanya itu
Bahkan ketika sunyi
Kau telah menjadi larik dalam sajak yang selalu aku tulis

Puisi

SENJA

Senja selalu menjadi wacana yang hangat
Silau senja berkilau dengan damai
Anginnya menggoyangkan rerumputan dengan rapi
Aku menatap awan
Ah, mengapalah bentuknya menyerupai wajahmu?
Apa kau menyadarinya?
Lukisan wajahmu di langit sana
Atau hanya aku yang dapat melihatnya?
Di langit itu wajahmu tersenyum
Jangan... kau tidah seharusnya tersenyum di langit!
Karena senyummu hanya untukku
Biarkanlah senyuman itu aku simpan dalam hatiku
Agar dapat selalu ku lihat senyummu
Meski telah terpejam mataku
Di senja yang hangat ini

Sabtu, 26 Mei 2012

Puisi


Tidak akan kembali

Beginilah adanya
Jangan coba-coba mengeluarkan air mata
Karena air mata tidak akan mengubahnya
Tahan saja air matamu dan alirkan bersama
Larik-larik yang akan kau tumpahkan
Pejamkan matamu dan sadari
Tidak ada yang bisa mengubah keadaan ini

Semoga saja hujan akan turun
Lalu menarilah dibawah hujan
Tidak
Jangan kau menangis
Menangis hanya akan menambah kesedihan
Pancarkan senyumanmu pada dunia yang hitam

Pasti ada alasan yang akan kau dapatkan
Untuk menggantikan segala emosi yang kau terima
Tidak
Jangan kau robek segala kenangan yang terjalin
Tutup dan simpan saja segalanya
Yang mungkin tidak akan kembali

Kamis, 24 Mei 2012

ABU

Apa bisa kau membakar kembali
Abu dari sisa-sisa pembakaran itu?
Melawan hempasan angin yang hendak
Melayangkan abu tersebut

Tidak... kau tidak bisa
Aku sangat mengerti akan hal itu
Tapi biarlah
Lagipula sudah tidak ada bensin di tanganmu
Tidak usah kau paksakan

Abu itu telah pergi
Melayang ke arah utara
Sedang kau mengejarnya ke selatan

Tidak tampak lagi bayangan abu itu
Pada setiap kilat matamu
Lupakah kau dengan kobaran apinya
Sebelum ia menjadi abu?
Ah, mungkin tidak kau sadari bahwa kaulah
Yang membiarkan api itu menjadi abu

Kini kau berbelok ke arah barat
Sedang abu itu tiba di timur
Ia mengingatmu, asal kau tahu
Ia menunggumu untuk mengubahnya kembali menjadi api
Belilah bensin itu
Dan bakar abunya
Di timur, abu itu berhenti

(Jihan A)

Rabu, 25 April 2012

PUISI


Pelangi dan Pohon

Sampaikan masalahku kepada Tuhan
Apa mampu aku menembus tiap detiknya
Menebas tiap inci duri-duri kehidupan
Menggenggam seluruh kegelapan jalan
Berjalan dengan tegap dan kepala merunduk
Barangkali kan ku temukan cahaya itu di bawah
Atau kutegakkan kepala dan menutup mataku
Menantang silaunya mentari yang membakar ubun-ubun
Angin itu membelai pelan pelipis mataku
Membuatku gelisah untuk lebih menantang mentari
Jalan panjang di depanku bergelombang, penuh kerikil
Sudah kuketahui sebelumnya
Bahkan jauh sebelum sadar aku membuka kedua mataku
Tapi di ujung jalan itu aku melihat pelangi dan pohon
Janji kebahagiaan dan kenyamanan itu menggelitik perasaanku
Aku tidak peduli jika kakiku harus berdarah-darah
Bahkan mungkin bernanah saat berjalan menuju pelangi dan pohon
Ah, bisa jadi dahagaku terbakar
Mentari hanya satu jengkal dari ubun-ubunku
Tidak ada awan untuk melindungi jalanku
Biarlah, aku sanggup dan yakin
Setelah mencapai pelangi dan pohon itu
Mentari akan bersembunyi dari balik awan
Ia muncul sekedar untuk mencerahkan warna pelangi
Memberi warna yang hijau segar pada dedaunan di pohon
Panas, jalan ini telah kuinjak dengan kedua kakiku

(Selasa, 24 April 2012)